Songfiction "Somebody That You Used to Know" oleh Arumi Cinta

Somebody That You Used to Know

Songfiction oleh Arumi Cinta


Gotye - Somebody That You Used to Know


I don't wanna live that way

Reading into every word you say

You said gonna let it go

And I won't catch you hung up on somebody that you used to know


Kontak sudah diblokir. Tressia melempar smartphone-nya ke tepi selimut motif kenanga di ranjang nyamannya. Seraya berpaling ke sisi lain, gadis itu menarik selimut dan mulai menutup matanya.

Dia sudah muak dengan tingkah laku Joan yang tak henti mengganggunya bahkan setelah mereka putus. Seolah menjalin hubungan dengannya tidak cukup melelahkan, sekarang bukannya mawas diri, pemuda itu malah sok bertingkah korban. Sudah lelah Tressia mendengar dari gadis-gadis satu gengnya yang mengadukan padanya hal-hal yang mantannya bicarakan yang mana mereka dengar langsung dari para rekan yang satu klub basket dengan Joan. Kenapa juga berita dari Si Egois itu terus berdatangan padanya? Ugh, rasanya Tressia ingin saat ini juga Joan tidak mengenalnya agar dia tidak perlu lagi mendengar kabar menyebalkan tentang hal-hal yang Joan katakan tentangnya pada teman-temannya sendiri.

Smartphone-nya berdering. Setelah berdecak kesal, Tressia membalikan kembali badannya dan mengulurkan kaki untuk menggeser gawai komunikasinya ke dalam jangkuan tangannya. Nama 'Kelly' terpampang di layarnya. Jarinya menggeser tombol hijau seraya menempelkan smartphone ke pipi kirinya.

"Tres, lu kenapa gak jawab chat gue?"

"Ya, gue mau tidur, Kel. Emang lu chat apa, sih? Gue lagi capek, nih."

"Ya ... cuma itu aja, sih. Gue tau lu secapek itu. Lu gak mau ngobrol sama gue?"

Untuk sesaat, Tressia menghela nafas. Ia kemudian berkata dengan suara letih, "Gak paham lagi gue, Kel. Udah mana mantan gue egois, selama pacaran apa-apa minta dingertiin, mau apa-apa bukannya bilang malah ngode, kalo kesel bukannya ngomong malah ngarep gue paham, kalo gue gak ngerti dia nyalahin gue, kalo ada masalah dia juga salahinnya ke gue, sialannya gue malah jadi mikir kalo semua itu emang kesalahan gue. Ya, bukan salah gue, lah, kalo gue gak betah lagi dan gue pengen jauh sejauh-jauhnya dari dia. Buat apaan, sih, dia ngomong sama temen-temen dia seolah-olah gue sejahat itu? Apa gue sekarang jadi yang paling jahat karena gue udah gak pernah lagi mau ketemu sama dia? Kita gak pernah papasan di kampus, gak pernah ketemu di jalan, enggak lagi nge-party bareng, gue yang kejam?"

Di ujung kalimatnya, tangan Tressia menyeka air mata yang mulai turun kembali. Padahal ia sudah lelah menangisi akhir dari hubungan yang menyakitinya. Sudah terlanjur mengungkapkan isi kepalanya seperti ini, kesedihannya jadi ikut tumpah keluar.

"Udah, Tres," hibur Kelly dari sambungan telepon. "Lu berhak dapet pasangan yang lebih baik."